Kepala UPBU Sugimanuru Apresiasi Langkah Pj Bupati Dr. Bahri Tingkatkan Pelayanan Jasa Penerbangan di Mubar

712
Kepala UP Bandar Udara Sugimanuru Muna Barat (Mubar) M. Khusnuddin. Foto/IST

Mubar—Kepala UP Bandar Udara Sugimanuru Muna Barat (Mubar) M. Khusnuddin turut mengapresiasi langkah PJ. Bupati Muna Barat Dr. Bahri dalam meningkatkan pelayanan jasa perhubungan udara di Mubar.

Menurutnya, komunikasi yang dilakukan Pj. Bupati ke pihak pusat maskapai penerbangan Lion Air dalam rangka upaya penekanan inflasi harga tiket akibat adanya konflik geopolitik.

“Kendalanya saat ini adalah harga avtur yang tinggi dan keterbatasan armada di Indonesia. Sehingga untuk menutupi itu, Pemda memberikan subsidi dalam rangka pengendalian inflasi. Kami mengapresiasi Pemda Mubar karena bantuan subsidi itu untuk menumbuhkan jasa penerbangan di Sugimanuru,” ungkap Khusnuddin saat ditemui di ruang kerjanya, Minggu, (17/09/2023).

Selain itu, Ia menyebut saat ini jadwal penerbangan dari dan ke Bandara Sugimanuru- hanya satu kali seminggu.

“Dengan adanya subsidi maka akan dapat dipastikan jadwal penerbangan akan ditambah bisa menjadi dua kali seminggu. Masyarakat tidak akan ragu lagi,” lanjutnya.

Beberapa waktu lalu, PJ. Bupati Muna Barat Dr. Bahri bersama Kepala UPB. Bandara Sugimanuru M. Khusnuddin berkunjung ke Kantor Pusat Maskapai Penerbangan Lion Air Jakarta, yang diterima langsung oleh oleh Manajer Area Indonesia Barat bapak Helmi.

Kunjungan itu dalam rangka mengkoordinasikan dukungan akses Penerbangan pesawat Wings Air rute Sugimanuru (Mubar)-Makassar PP. Juga, permintaan rute baru penerbangan Wings Air Sugimanuru-Kendari.

Bahri mengatakan industri penerbangan menghadapi meningkatnya demand pada fase recovery bisnis pasca pandemi mulai menurun dengan adanya relaksasi syarat perjalanan dimana terdapat tantangan industri penerbangan.

“Seperti penurunan jumlah armada, armada dalam proses perawatan rutin dan tambahan serta armada masih dikuasai lessor ditengah harga avtur naik dikarenakan adanya konflik geopolitik yang menyebabkan tarif jarak semakin meningkat mendekati pada Tarif Batas Atas (TBA), pengenaan PPN 11%, penyesuaian tarif PJP2U (PSC) dan biaya tambahan (fuel surcharge). Penerbangan udara juga menyebabkan naiknya angka inflasi di daerah yang menyebabkan biaya ekonomi tinggi akibat naiknya harga avtur,” jelas Bahri

Direktur Perencanaan Keuangan Daerah Kemendagri itu menambahkan selanjutnya berdasarkan arahan Kemendagri, Pemda diminta melakukan langkah-langkah antara lain: pertama, pemda agar ikut serta dalam menstabilkan harga tiket; kedua, pemda agar memberikan subsidi kepada penyedia jasa transportasi angkutan; ketiga, pemda diharapkan ikut serta dalam mempromosikan atau memasarkan rute-rute penerbangan yang ada di wilayahnya.

“Terus keempat, menerbitkan Surat Edaran agar mendukung dan mendorong partisipasi semua komponen masyarakat untuk menggunakan transportasi udara serta meminta forkopimda, pemda dan swasta berkomitmen untuk melaksanakan perjalanan dinas, bisnis, wisata dan usaha lainnya dengan mengutamakan penggunaan transportasi udara; kelima, pemda dapat mendukung penyiapan lahan dan sarana prasarana; keenam, pemda melakukan upaya koordinasi dengan pihak pertamina dalam rangka menstabilkan harga avtur,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Bahri menyebut selain itu terdapat surat Plt. Dirjen Perhubungan Udara atas nama Menteri Perhubungan kepada para Gubernur dan para Bupati/Wali Kota Nomor AU.001/1/1 PHB 2022 tanggal 11 Agustus 2022 dalam hal dukungan konektivitas Transportasi Udara.

“Dengan harapan perlu adanya dukungan pemda untuk turut berperan aktif dalam menjaga keberlangsungan operasional penerbangan dengan memastikan tingkat keterisian penumpang, pemberian insentif, subsidi, dan atau bentuk lainnya yang dilakukan sesuai dengan mekanimen dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga konektivitas antar wilayah tetap dapat terjaga,” ujar mantan Kabag umum STPDN ini.

Kemudian juga terdapat permintaan rute baru yaitu Bandara Sugimanuru Muna Barat ke Bandara Haluoleo Kendari karena tingginya demand dengan asumsi bahwa tingkat keterisian penumpang pesawat akan tinggi.

“karena melihat arus mobilitas tinggi penumpang diliat dari penumpang kapal cepat pagi, kapal cepat sore, kapal malam yang begitu padat belum ditambah dengan kapal ferry Tampo-Turobulu 3 kali sehari dan perahu-perahu tradisional yang mengantar pengguna jasa ke Kendari,” tuturnya.

Artikulli paraprakSambut Harhubnas 2023, UPBU Bandara Sugimanuru Gelar Berbagai Lomba Hingga Bakti Sosial
Artikulli tjetërNadar Resmi Jabat Sekda Wakatobi