PADANG, BONDO.ID – Dalam rangka percepatan serta peningkatan ekspor produk pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Padang melakukan penguatan dan pengembangan kompetensi laboratorium. Sejumlah petugas mengikuti pelatihan Griyaan yang di laksanakan pada tanggal 3 – 5 Maret 2021 lalu. Hal itu diungkapkan Kepala Kepala Karantina Pertanian Padang Iswan Haryanto melalui keterangan tertulisnya, Senin 8 Maret 2021.
“Sejalan dengan gagasan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) yang merupakan program strategis Kementan, kami melakukan penguatan kesisteman perkarantinaan dengan memperkuat kompetensi laboratorium serta meningkatkan kemampuan petugasnya diantaranya dengan melakukan Pelatihan Griyaan,” ungkapnya.
Menurut Iswan, Pelatihan Griyaan yang dilaksanakan itu, mengusung tema “ Pemeriksaan titer antibodi rabies dengan metode Elisa dan Deteksi Kadar Nitrit pada Sarang Burung Walet dengan Metode Spektofotometri” untuk Karantina Hewan dan “Deteksi dan Identifikasi Kutu Putih (Mealybug) serta pengelolaan koleksinya” untuk Karantina Tumbuhan guna meningkatkan pemahaman dan kompetensi petugas laboratorium.
Lebih lanjut Iswan menyampaikan bahwa pelatihan griyaan pengujian ELISA untuk rabies, deteksi kadar nitrit metode spektofotometri, deteksi dan identifikasi kutu putih (mealybug) serta pengelolaan koleksinya, semuanya termasuk dalam rencana penambahan ruang lingkup akreditasi laboratorium Karantina Padang, sehingga dapat meningkatkan pelayanan terbaik untuk pengguna jasa karantina pertanian.
“Harapannya, dengan memiliki laboratorium yang terakreditasi maka pengujiannya sesuai standar,”ujarnya.
Iswan menambahkan bahwa Sumatera Barat merupakan daerah endemis rabies, sehingga dengan adanya pengujian ELISA rabies, dapat memfasilitasi uji titer antibodi terhadap Hewan Penular Rabies (HPR) yaitu anjing, kucing dan kera yang akan dilalulintaskan dari Sumatera Barat ke daerah lainnya.
“Dengan adanya fasilitas pengujian kadar nitrit metode spektofotometri dapat memfasilitasi pelayanan pengujian Sarang Burung Walet (SBW) dan pengujian kutu putih (mealybug) untuk manggis, sehingga komoditas unggulan ekspor Sumatera Barat tersebut dapat dilakukan pengujian di Laboratorium Karantina Pertanian Padang, sesuai yang dipersyaratkan negara tujuan,”tambahnya.
Penguatan Sistem Perkarantinaan
Dari tempat terpisah Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil, menjelaskan laboratorium karantina merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perkarantinaan Indonesia. Kompetensi uji laboratorium cerminan wajah perkarantinaan Indonesia. Semakin maju kompetensi laboratorium maka karantina semakin disegani mancanegara.
Untuk itu, pihaknya selaku otoritas karantina terus lakukan penguatan kesisteman perkarantinaan, seperti fasilitas pemeriksaan baik sarana dan prasarana laboratorium serta kemampuan petugasnya untuk dapat memastikan kesehatan dan keamanan produk sesuai protokol ekspor negara mitra dagang.
“Inilah adalah tugas kami untuk mengawal juga memastikan agar kesehatan dan keamanan produk pertanian yang dilalulintaskan harus dipenuhi sehingga terjamin dinegara tujuan, “ tutup Jamil.
Sumber : Badan Karantina Pertanian