Cegah Radikalisme PWNU, UHO dan Polda Sultra Teken MoU

375
Penandatanganan MoU antara PWNU, UHO dan Polda Sultra di salah satu hotel di Kota Kendari. Foto: IST

KENDARI – Dalam rangka mencegah gerakan dan tindakan radikalisme, tiga instansi lembaga di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di salah satu Hotel di Kota Kendari, Rabu (24/3/2021).

Ketiga lembaga yang menekan tersebut yakni Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Sultra, Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, dan Polda Sultra.

Ketua PWNU Sultra, KH. Muslim mengatakan, MoU kerja sama tersebut dilakukan agar tidak ada kelompok yang menodai ajaran agama bahkan mengguncang keamanan negara.

“Ini tidak bisa kita lakukan sendiri-sendiri, harus secara bersama-sama sebagai bentuk sinergitas kita sebagai anak bangsa,” katanya.

Muslim membeberkan, saat ini banyak informasi yang tidak berlandaskan hukum yang diperoleh masyarakat bisa membahayakan ketentraman sebagai warga negara jika tak dipahami dengan baik.

Dalam kegiatan MOU ini dirangkaikan dengan lounching buku yang berisi tentang toleransi dan pencegahan radikalisme.

“Semua masyarakat bisa menyumbangkan pikiran mereka dalam buku itu. Bukan hanya tiga instansi. Baik, PWNU, UHO, Polda Sultra tetapi semua elemen bisa berkontribusi,” pungkasnya.

Di tempat yang sama Rektor UHO Muh. Zamrun, menyebut bahwa adanya kolaborasi antara PWNU, UHO, dan Polda Sultra diharapkan bisa mencegah tindakan sekelompok orang yang berdampak pada munculnya gerakan radikalisme.

“Ini baru awal. Saat ini kita baru memulai kerja sama dengan tiga intansi. Tetapi ke depannya semoga semua pihak baik Pemda, TNI dan elemen lainnya bisa bersama-sama,” tuturnya.

Bahkan, orang nomor satu di UHO itu mengatakan, kegiatan pencegahan radikalisme sudah lama dilakukan di kampus terbesar di Sultra. Mulai dari seminar, sosialisasi dan kegiatan-kegiatan akademik lainnya.

Sementara itu, Dir Intel Polda Sultra, Kombes Pol Suswanto menuturkan, adanya gerakan sekelompok orang yang berdampak pada ketidaknyamanan masyarakat akan menjadi target dan sasaran mereka untuk melakukan pengamanan tetapi dengan langkah-langkah edukasi dan pendekatan persuasif lebih dulu.

Dia khawatir, jika kondisi tersebut tidak terkendali bisa berdampak pada munculnya isu sara di Sultra. Pihaknya bakal melibatkan seluruh pemuka adat agar bisa memberantas radikalisme di Sultra.

“Minggu depan kita akan adakan komunikasi dengan para pemangku adat di Sultra. Tujuannya agar terjalin komunikasi dan antar suku bisa hidup berdampingan di daerah tercinta ini,” tutup Suswanto.

Reporter : Irfan

Artikulli paraprakKepala Basarnas Kendari Tutup Kegiatan Bimtek Pembinaan Pertolongan Pertama bagi Potensi Pencarian
Artikulli tjetërRuksamin, Bupati Pertama di Sultra Pesan Mobil Listrik untuk Randis