Penulis: La Ato
KENDARI, BONDO.ID – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi menyebut, pemerintahan yang dipimpinnya bersama dengan Wakil Gubernur, Lukman Abunawas difokuskan pada pembangunan infrastruktur.
Hal ini menurutnya terbukti, karena sejak awal kepemimpinannya tidak hanya memperbaiki jalan yang sudah ada, tapi juga berupaya merealisasikan pembangunan jalan dan jembatan baru.
“Infrastruktur merupakan urat nadi pembangunan suatu wilayah, terutama jalan dan jembatan. Diibaratkan tubuh manusia, kalau urat nadinya tersumbat, maka ada bagian tubuh tertentu yang sakit. Begitu juga jika ada jalan atau jembatan yang rusak, akan menimbulkan gangguan ekonomi di suatu wilayah,” kata Ali Mazi saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) ke-PU-an di salah satu hotel di Kendari, sebagaimana siaran Pers Kominfo Sultra, Senin, 21 Maret 2022.
Dalam kesempatan ini, ia meminta kepada segenap insan ke-PU-an, baik dari pusat maupun di lingkup pemerintah daerah, dalam hal ini provinsi dan kabupaten/kota untuk selalu memperhatikan kondisi jalan agar jangan sampai ada yang tidak terpelihara, apalagi terputus.
Ia menyebutkan, di masa pemerintahannya ini ada sejumlah infrastruktur jalan dan jembatan baru yang dirintis pembangunannya, yakni jalan wisata Kendari-Toronipa, jalan by pass Baubau, jalan di Wabula (Kabupaten Buton), dan jembatan pulau Buton-Muna, termasuk jembatan yang menghubungkan pulau Sulawesi dengan pulau Muna.
Melalui momentum ini ia berharap, semua pemangku kepentingan saling tukar informasi dan melakukan pembahasan secara mendalam terkait kondisi dan rencana pembangunan infrastruktur yang ada di seluruh Sultra.
“Panjang jalan yang dimiliki Sultra saat ini lebih dari 10.000 kilometer. Di sisi lain, Sultra memiliki deposit aspal yang besar di pulau Buton. Sebagai tuan rumah aspal Buton, Sultra harus menjadi pilot project pemanfaatan aspal Buton,” ucapnya.
Selain infrastruktur jalan dan jembatan, ia juga menyebut infrastruktur pendukung pusat-pusat produksi, misalnya kawasan daerah pertanian harus diperhatikan infrastruktur, seperti bendungan, jaringan irigasi, jalan usaha tani, termasuk menyiapkan kebutuhan sarana produksinya.
“Kawasan pantai harus diperhatikan infrastruktur yang dibutuhkan para nelayan untuk meningkatkan produksinya, sedangkan untuk kawasan pemukiman harus diperbaiki kualitas lingkungannya,” paparnya.
Sementara untuk infrastruktur kesehatan ia mengatakan, saat ini sedang dibangun Rumah Sakit Jantung, Pembuluh Darah dan Otak Oputo Yii Koo setinggi 17 lantai.
“Sarana olahraga juga telah dibangun, yakni dengan merehabilitasi Stadion Olahraga Lakidende. Begitu pun dengan peningkatan sumber daya manusia, kita telah membangun perpustakaan modern setinggi tujuh lantai,” ucapnya.