UNAAHA – Update terbaru perkembangan atas pemberitaan penjemputan 36 Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) yang terjebak di Gunung Amonggedo tepatnya di Ulu Benua Kecamatan Amonggedo di nilai adanya kekeliriuan informasi. Hal itu diungkapkan Humas Basarnas Kendari Wahyudi, pagi Kamis 19/08.
“Berdasarkan update terakhir informasi dilapangan dari berbagai sumber terverifikasi, keseluruhan korban berjumlah 36 Orang. Semuanya merupakan pendaki mandiri atau mereka yg melakukan kegiatan pendakian secara individu,”kata Wahyudi dalam releasenya yang di terima redaksi.
Bahkan, lanjut Wahyudi, dari 36 pendaki mandiri yang berhasil selamat. Dua diantaranya adalah anggota muda KPA Kompas. Yang melakukan pendakian tanpa atau sepengetahuan Komunitasnya.
“Keduanya melakukan kegiatan tersebut tanpa sepengetahuan atau mewakili komunitas,”terangnya.
Diketahui, pada Tanggal 16 Agustus 2021 sekira Pukul 15.00 Wita. 36 orang pendaki mandiri berangkat menuju Gunung Amonggedo untuk melaksanakan pengibaran Bendera yang bertepatan Hari Kemerdekaan RI.
“Setelah melaksanakan pengibaran dan penurunan bendera, para pendaki mandiri tersebut tidak dapat kembali pulang akibat curah hujan yang tinggi sehingga aliran sungai meluap disertai arus yg deras,” ungkapnya.
Wahyudi menyebutkan seluruh korban telah dalam kondisi aman, pada pukul 03.00 wita. Dan Ops SAR KMM pendaki yg terjebak di gunung Amonggedo Desa Ulu benua Amonggedo, Konawe setelah melaksanakan pengibaran bendera dinyatakan ditutup.
“Seluruh korban yg berjumlah 36 orang berhasil dievakuasi dan tiba diposko bendungan Ulu Benua dalam keadaan selamat,” tutupnya. (Red)